1 Berlatihlah melompat. Pantaulah progres lompatan dengan melompat vertikal beberapa hari sekali. Akan tetapi, jangan hanya berlatih melompat sebab progresnya akan melambat. Lakukan juga latihan lain agar kondisi fisik Anda tetap prima sehingga mampu menunjukkan performa sebagai atlet terbaik saat berolahraga.
ArticlePDF AvailableAbstractBackground Badminton is one of the most popular sports in the world, including in Indonesia. Badminton has been around since the 1930s. The strength of the abdominal muscles contributes to a full smash during hitting. Explosive power is an important biometric ability in sports activities, because the explosive power will determine how hard people can hit, kick, jump, run and so on. Jump height is a component of physical fitness to measure leg muscle power. The purpose of this study was to analyze the correlation between abdominal muscle strength, arm muscle explosive power, jump height and the result of a full smash in badminton athletes. Methods This is a correlational research with cross-sectional approach. This research in the Badminton Field of SMK N 2 Manado in November 2020, using an analytical method with a cross-sectional design. The population is all PB athletes in Manado. The research instrument used was for abdominal muscle strength sit-ups, for the explosive power of the arm muscles two hand medicine ball put test, for the height of the jump vertical jump test, the results of the smash. Data analysis used two stages, namely univariate and bivariate. Results The results showed that the most distributed respondents based on male sex 62%, the average value of abdominal muscle strength the average value of arm muscle explosive power the average value – the average jump height 2, and the average value of the smash results The results of bivariate analysis showed that there was no relationship between abdominal muscle strength rcount = rtabel 0,444. Penelitian ini juga sejalan dengan Prabowo 2015 hasil analisis data diperoleh perhitungan daya ledak otot tungkai, kekuatan otot lengan, kelentukan pergelangan tangan dengan hasil smash normal diketahui Fhitung masing-masing sebesar 18,02X1, 34,56X2, dan 21,88X3 >Ftabel 4,60 jadi hipotesis diterima. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan daya ledak otot tungkai, kekuatan otot lengan, dan kelentukan pergelangan tangan dengan hasil smash normal pada atlet klub bola voli Putra Mustika Blora tahun 2015, atau dengan Asnaldi 2020 daya ledak otot lengan memiliki kontribusi yang berarti terhadap ketepatan smashsiswa SMKN 1 Solok-Selatan sebesar 41,22%. Artinya ketepatan smash dapat ditingkatkan melalui daya ledak otot lengan. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan dari faktor situasi dan kondisi atlet. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan dikarenakan pada saat pengambilan data, atlet selama 7 bulan terakhir tidak melakukan latihan rutin karena situasi Pandemi Covid-19, sehingga kondisi fisik atlet menurun. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam lagi bagaimana daya ledak otot lengan bisa berhubungan dengan pukulan smash penuh. Hubungan antara tinggi lompatan terhadap hasil pukulan smash penuh Seorang pemain bulutangkis bila sedang melakukan jump smash, pemain harus melompat dengan ketinggian maksimal. Pentingnya faktor strength dan power otot tungkai dalam permainan bulutangkis, maka diperlukan metode latihan yang mampu Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 2, No. 1, March 2021 29 meningkatkan strength dan power otot tungkai tersebut. Terdapat perbedaan yang nyata signifikan diantara teknik loncatan vertikal dan teknik loncatan parabol depan terhadap akurasi shuttlecock. Terdapat perbedaan yang nyata signifikan teknik loncatan vertikal dan teknik loncatan parabol depan terhadap kecepatan shuttlecock. Dimana teknik loncatan parabol depan memiliki hasil lebih baik dari pada loncatan vertikal. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 50 atlet bulutangkis diperolah hasil rx3,y =-0, 008 yang lebih kecil dengan rtabel untuk 50 orang sampel yakni 0,273. Secara kuantitatif hasil ini menyimpulkan tinggi lompatan tidak ada hubungan dengan hasil pukulan smash atlet bulutangkis. Kondisi ini terlihat dari hasil test tinggi lompatan dengan tiga percobaan, secara akumulatif yang dilakukan Calvin responden ke-1 yang mampu melompat setinggi 7,9 centimeter namun berhasil memukul 15 pukulan smash. Hal ini berbeda dengan Agus responden ke-27 yang hanya mampu melompat setinggi 5,15 meter mampu memukul dengan sempurna 20 pukulan smash. Dua perbandingan tersebut semakin menguatkan bagaimana tinggi lompatan tidak menjamin seorang atlet untuk mampu memukul smash dengan cukup banyak dalam dua puluh kali percobaan. Penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan antara tinggi lompatan dengan hasil pukulan smash pada atlet bulutangkis. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gustaman 2019, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi lompatan dengan kemampuan smash bulutangkis, dapat dilihat dari nilai sebesar 0,85 72,5%. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan dari faktor situasi dan kondisi atlet. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan dikarenakan pada saat pengambilan data, atlet selama 7 bulan terakhir tidak melakukan latihan rutin karena situasi Pandemi Covid-19, sehingga kondisi atlet secara fisik menurun. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam lagi bagaimana tinggi lompatan bisa berhubungan dengan pukulan smash penuh. Tidak adanya pengaruh antara ketiga variabel X terhadap variabel Y, bukan berarti hasil pengukuran terhadap atlet bulutangkis ini tidak dapat diterima. Dari hasil pengukuran ini, pada dasarnya terlihat bahwa 50 orang atlet yang di test sudah memiliki daya tahan tubuh yang cukup untuk menjadi atlet bulutangkis, oleh karena itu apapun hasil pengukuran dari ketiga variabel X tidak akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam melakukan smash. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil pukulan smash yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pukulan smash penuh atlet bulutangkis antara lain, fisik, taktik dan mental yang dimiliki atlet tersebut. Fisik yang prima pada saat pengukuran cukup menentukan atlet dalam memukul 20 smash penuh dalam satu pengukuran. Hal ini juga berlaku pada taktik yang dimiliki atlet seperti kemampuannya dalam menangkap ketepatan shuttlecock untuk jatuh dititik utama ketika melakukan smash, dan bagaimana kecepatan tangan dalam melakukan smash. Sikap mental seorang atlet juga menentukan keberhasilannya dalam melakukan smash penuh seperti ketenanganoptimistik. Faktor eksternal juga memberikan pengaruh terhadap pukulan smash penuh atlet bulutangkis. Faktor eksternal tersebut meliputi pelatih, sarana dan prasarana, keluarga, lingkungan dan gizi. Aspek pelatih cukup mempengaruhi seperti kecakapan pelatih untuk memberikan instruksi latihan yang memadai akan membantu atlet dalam mencapai hal yang maksimal dalam latihan. Aspek sarana dan prasarana seperti gedung, latihan, peralatan lainnya juga turut membantu atlet dalam menciptakan kondisi latihan yang baik. Keluarga pada dasarnya tidak terlalu mempengaruhi hanya saja latar belakang keluarga yang mendukung sangat membantu atlet bulutangkis untuk mampu meraih hasil yang maksimal. Aspek lingkungan seperti pertemanan antar atlet juga menjadi faktor yang Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 2, No. 1, March 202130 memberikan kontribusi untuk membentuk keyakinan dan rasa optimistik seorang atlet. Perasaan mendapat dukungan dari rekan sesama atlet akan mampu meningkatkan emosional yang positif bagi atlet bulutangkis. Faktor eksternal lainnya ialah gizi seorang atlet. Gizi disini termasuk asupan makanan bergizi akan menentukan kondisi fisik ideal atlet dan tentu mempengaruhi kemampuan atlet dalam melakukan pukulan smash penuh PENUTUP Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan, dan tinggi lompatan tidak berhubungan dengan hasil pukulan smash penuh pada atlet bulutangkis di kota Manado. Berdasarkan penelitian ini harus dilakukan penelitian lanjutan tentang kontribusi kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan, dan tinggi lompatan terhadap hasil pukulan smash pada sample size lebih besar. REFERENSI Aksan, H. 2012. Mahir Bermain Bulutangkis. Nuansa Cendikia. Bandung Andara, E. H. 2017. Perbandingan komponen kondisi fisik bulutangkis pada atlet PB FIFA Sidoarjo dan atlet PB Satria Muda Sidoarjo U17. Jurnal Unnes. 2 3 Arisman, A, & Saripin, S. 2018. Hubungan kelentukan pergelangan tangan dan power otot lengan-bahu dengan hasil akurasi smash bulutangkis putra pada PB Angkasa Pekanbaru. Journal Of Sport Education. 11 9-16. Asnaldi, A., Nirwandi, N., & Aprisandy, D. 2019. Pengaruh weight training terhadap peningkatan daya ledak otot lengan. Sport Science, 19 1, 1–9. Depdiknas. 2010. Tes kesegaran jasmani indonesia untuk anak umur 16-19 tahun. Depdiknas. Jakarta. Haq, P, F. 2016. Kontribusi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Perut, Kekuatan Otot Peras Tangan, Dan Konsentrasi Terhadap Ketepatan Pukulan Jumping Smash Pada Atlet Bulutangkis Kabupaten Jombang. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Artikel Skripsi. Hasyim, N., & Muhajir. S. 2021. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. PT Elex Media Komputindo. 98 Hal Hermanto, Bambang., Ramadi, R., Agust, K., 2016. Hubungan antara Daya Ledak Otot Lengan dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash Pemain Bulutangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi-api." Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, vol. 3, no. 2. Irwan, L, M., Candra, D, W., & Muliyani, S, E. 2018. Hubungan Antara Daya Ledak Otot Lengan Dan Kekuatan Genggaman Tangan Dengan Kemampuan Smash Dalam Permainan Bulutangkis Pada Club Pb Bintang Generasi Kota Raja tahun 2018. Jurnal Undikma. 5 2 Ismaryati. 2011. Tesdan pengukuranolahraga. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Kridisuwarso, B., & Hakim, A, A. 2014. Biomekanika Olahraga. CV Jakad Media Publishing; Surabaya. 106 Hal. Legeayem, T, R., & Wiriawan. 2017. Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Otot Perut, Otot Kaki, dan Power Kaki Terhadap Jumping Smash Pada Bulutangkis. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 20 1 Lisdiantoro, G. 2016. Hubungan Antara Koordinasi Mata Tangan, Power Otot Lengan dan Kekuatan Otot Perut Dengan Kemampuan Pukulan Smash Dalam Permainan Bulutangkis. Premiere Educandum. Volume 6 Nomor 2. Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 2, No. 1, March 2021 31 Ostojić. Stojanović M., Ahmetović Z. 2010. Vertical jump as a tool in assessment of muscular power and anaerobic performance. Med Pregl. 635-6371-5. Permadi, G, A., 2017. Survey Tingkat Kondisi Fisik Atlet Bulutangkis PB. Pahlawan Sumenep. Jurnal Ilmiah Mandala Education. Vol. 3, No. 2. Poole, J. 2016. Belajar bulutangkis. CV. Pioner Jaya. Bandung. Prabowo, D, A. daya ledak otot tungkai kekuatan otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan dengan hasil smash normal. Universitas Negeri Semarang. Tesis Rinaldi, M. 2020. Buku Jago Bulutangkis. Cemerlang; Tangerang Selatan 100 Hal. Setiawan, A. 2020. Akurasi smashforehand bulutangkis dikaitkan dengan kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan. Jurnal Unsur. Volume 10 Nomor 1 Edisi Juni 2020. Setyawan, I. 2016. Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan dan Power Otot Tungkai dengan Ketepatan Smash dalam Permainan Bulutangkis Siswa Sekolah Bulutangkis Mataram Raya Sleman Tahun 2016. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Vol 5, No 8. Surahman, F., Yeni, H, O., & Sanusi, R. 2019. Hubungan Daya Ledak Otot Lengan Dan Kelentukan Pinggang Dengan Kemampuan Smash Bulutangkis Pada Ekstrakurikuler Siswa Sma N 2 Karimun. Jurnal Pendidikan MINDA. Vol. 1, No. 1 Yuliawan, D. 2017. Bulutangkis dasar. Yogyakarta CV Budi Utama. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Aprisandy Arie Asnaldimengetahui seberapa besar pengaruh Weight Training menggunakan Bench Press terhadap daya ledak otot lengan atlet karate Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2019 di Gedung Labor FIK tepat nya di aula karate dan Fitnes Centre. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet karate Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Padang yang berjumlah 30 orang dimana sebanyak 22 orang atlet putra dan 8 orang atlet putri yang berusia 18-25 tahun dan sampel diambil berdasarkan teknik Purposive Sampling sebanyak 15 orang atlet putra dan putri yang berumur 18-20 atau Under 21. Untuk mendapatkan data penelitian digunakan tes Two Hand Medicine Ball Push. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t-test. Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t-test. Hasil pengolahaan data dalam penelitian ini adalah 1 diperoleh rata-rata menjadi artinya penerapaan Weight Training dengan bentuk latihan beban menggunakan bench press dapat menungkatkan daya ledak otot lengan ditandai dengan diperoleh thitung 5,1376 > ttabel artinya penerapan Weight Training manggunakan Bench Press dapat meningkatkan daya ledak otot lengan atlet karate Pendidikan Olahraga Unverisitas Negeri Padang, dimana menunjukan hasil yang baik. Anang SetiawanFauzan EffendiMohammad TohaPada permainan bulutangkis, smash merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mendapatkan poin. Kekuatan otot lengan dan ketepatan pukulan menjadi beberapa kunci suksesnya pukulan smash. Keterkaitan kedua faktor penentu pukulan smash tersebut perlu diketahui hubungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan ketepatan smash forehand dalam permainan bulutangkis. Metode dalam penelitian menggunakan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes pengukuran keterampilan smash forehand. Untuk pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi Pearson product moment. Populasi dan sampel yang digunakan ialah mahasiswa UKM bulutangkis dengan sampelnya menggunakan teknik sampling jenuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1 Terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash forehand. 2 Terdapat hubungan antara koordinasi mata-tangan dengan ketepatan smash forehand. 3 Terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan ketepatan smash forehand dalam permainan Lisdiantorop>This study has a purpose to determine the relationship between each variable. This study used descriptive correlational study. The study population was students of IKIP PGRI MADIUN in total 60 students. The research sample was 30 male students with techniques purposive sampling. This research resulted in the following conclusions 1 there is a significant correlation between hand-eye coordination with the ability to smash, the correlation coefficient of With N = 30, 5% value rtabel 0463. Turns rhitung = 5% rtabel 0463. 2 there is a significant correlation between muscle power arm with the ability to smash, the correlation coefficient of With N = 30, 5% value rtabel 0463. Turns r hitung = 0651> r tabel 5% 0463 3 there is a significant correlation between the strength of the abdominal muscles with the ability to smash, the correlation coefficient of With N = 30, 5% value r tabel 0463. Turns r hitung = 0549> 5% r tabel 0463. 4 there is a significant correlation between hand-eye coordination, power arm muscles and abdominal muscle strength with the ability to smash, Retrieved of 12,581 correlation coefficient, with F table db = 3 opponents 26 with a significance level of 5% = turns F regresi price = > prices F tabel 5% = ArismanSaripin Saripin Aref VaiMasalah dalam penelitian ini adalah terlihat bahwa kemampuan smash mereka masih kurang baik, arah cock datar dan tidak menukik, pukulannya gampang dikembalikan, jalan bola tidak kencang, cock sering keluar lapangan atau tidak mengarah pada sasaran dan juga masih ada yang menyangkut di net. Hal ini diduga karena kelentukan pergelangan tangan dan power otot lengan-bahu yang sehingga mengakibatkan akurasi smash tidak mengarah pada arah sasaran smash. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat Hubungan Kelentukan Pergelangan Tangan dan Power otot lengan-bahu Dengan Hasil Akurasi Smash Bulutangkis Putra Pada PB. Angkasa Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel yaitu keseluruhan populasi total sampling atlet bulutangkis putra PB. Angkasa Pekanbaru berjumlah 8 orang. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi. Kemudian, tes data menggunakan tes normalitas, tes produk momen korelasi, dan tes bahwa Lhitung variabel X1 = 0,254, Lhitung variabel X2 = 0,140 dan Lhitung variabel Y= 0,190 dimana Ltabel diperoleh 0,285 α = 0,05, dengan demikian Lhitung = 0,254 < Ltabel 0,285 pada variabel X1, Lhitung 0,140 < Ltabel = 0,285 pada variabel X2 dan Lhitung = 0,190 < Ltabel = 0,285 pada variabel Y , dengan kata lain disimpulkan bahwa data X1, X2 dan Y berdistribusi strength and anaerobic power could be assessed by single and multiple vertical jump testing procedures. Anaerobic capacity measured by vertical jump testing is highly correlative with athletic performance, as compared to other anaerobic testing procedures. The most frequently used protocol with contact mat or force platform consists of single jump squat jump, drop jump, countermovement jump and serial jump testing with different duration. Measured variables include jump height and duration along with absolute and relative peak muscular power. Several investigators have clearly shown superior jump performance variables in elite athletes as compared to non-elite subjects. Differences obtained could be due to genetic factors and acute or prolonged effects of training regimen. withPerbandingan komponen kondisi fisik bulutangkis pada atlet PB FIFA Sidoarjo dan atlet PB Satria Muda Sidoarjo U17H E H AksanAksan, H. 2012. Mahir Bermain Bulutangkis. Nuansa Cendikia. Bandung Andara, E. H. 2017. Perbandingan komponen kondisi fisik bulutangkis pada atlet PB FIFA Sidoarjo dan atlet PB Satria Muda Sidoarjo U17. Jurnal Unnes. 2 3Tes kesegaran jasmani indonesia untuk anak umur 16-19 tahunDepdiknasDepdiknas. 2010. Tes kesegaran jasmani indonesia untuk anak umur 16-19 tahun. Depdiknas. HaqHaq, P, F. 2016. Kontribusi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Perut, Kekuatan Otot Peras Tangan, Dan Konsentrasi Terhadap Ketepatan Pukulan Jumping Smash Pada Atlet Bulutangkis Kabupaten Jombang. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Artikel antara Daya Ledak Otot Lengan dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash Pemain Bulutangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan SiapiapiN HasyimS MuhajirBambangR RamadiK AgustHasyim, N., & Muhajir. S. 2021. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. PT Elex Media Komputindo. 98 Hal Hermanto, Bambang., Ramadi, R., Agust, K., 2016. Hubungan antara Daya Ledak Otot Lengan dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash Pemain Bulutangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapiapi." Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, vol. 3, no. Antara Daya Ledak Otot Lengan Dan Kekuatan Genggaman Tangan Dengan Kemampuan Smash Dalam Permainan Bulutangkis Pada Club Pb Bintang Generasi Kota Raja tahunL IrwanM CandraW MuliyaniIrwan, L, M., Candra, D, W., & Muliyani, S, E. 2018. Hubungan Antara Daya Ledak Otot Lengan Dan Kekuatan Genggaman Tangan Dengan Kemampuan Smash Dalam Permainan Bulutangkis Pada Club Pb Bintang Generasi Kota Raja tahun 2018. Jurnal Undikma. 5 2
TeknikLompat Tinggi - Olahraga atletik dalam kategori lompat ini menjadi salah satu cabang olahraga yang paling banyak diminati dan ramai dikenal publik.Olahraga atletik di bidang lompat awalnya populer pada tahun 1887 dan resmi diperkenalkan dalam Olimpik di tahun 1896. Sejak saat itu olimpik menjadi semakin populer karena publik menanti gaya lompatan indah dari para atlet.
Lompat tinggi merupakan salah satu dari jenis olahraga cabang atletik dimana atlet lompat tinggi tersebut harus melompat untuk melewati mistar tanpa bantuan saja dapat menggunakan beragam gaya seperti gaya gunting, guling sisi, guling straddle, dan flop. Maupun gaya baru yang tidak berlawanan dengan aturan keempat gaya di atas, semuanya merupakan gaya yang cenderung membuat para atlet melompat dari sisi kanan atau kiri untuk melewati mistar supaya tidak kalian mengetahui lompat batu yang ada di Nias, tentu saja lompat tinggi ini berbeda dengan lompat tinggi yang dilakukan oleh para saja keduanya sama-sama merupakan jenis olahraga lompat batu yang ada di Nias ini hanya dilakukan untuk sebuah acara adat guna memberikan title dewasa kepada anak laki-laki yang berani jangan salah, anak laki-laki tersebut harus mampu melewati susunan batu setinggi 2-3 meter. Yang tentunya cukup tinggi untuk hendak melompat, di area lompatan juga terdapat alat bantu berupa tumpuan yang ditempatkan sekitar setengah meter dari tumpukan batu,.Dan kemudian mendarat tanpa dari lompat tinggi dan lompat batu tentunya kita lihat, lompat tinggi yang dilakukan oleh seorang atlet harus dapat melewati sebuah mistara dan mendarat di matras agar menjadi dalam lompat batu yang dilakukan oleh seorang anak laki-laki harus mampu melewati tumpukan batu. Dan mendarat tanpa matras agar mendapatkan gelar resiko pada lompat batu lebih besar, sehingga olahraga Nias ini tidak termasuk ke dalam cabang olahraga. Tetapi hanya menjadi sebuah ritual upacara catatan sejarah, lompat tinggi merupakan cabang atletik baru yang diperlombakan pertama kali pada olimpiade Skotlandia di abad ke olahraga ini termasuk ke dalam salah satu olahraga tertua yang ada di dengan perkembangan zaman, olahraga lompat tinggi ini terus mengalami dari peraturan, teknik, sampai sarana dan Lompat TinggiLapangan Lompat TinggiTahapan Posisi Lompat TinggiTeknik Dasar Lompat TinggiSarana dan PrasaranaSeperti yang telah jelaskan, dalam catatan sejarah, lompat tinggi pertama kali di olimpiadekan di Skotlandia di abad saat itu, olimpiade dimenangkan oleh seorang atlet yang berhasil melakukan lompatan setinggi 1,68 meter. Dengan menggunakan gaya di abad ke-20, gaya lompat tinggi megalami modernisai oleh seseorang warga Irlandia-Amerika yang bernama Michael pada tahun 1895, ia berhasil melakukan lompatan setinggi 1,97 meter dengan menggunakan gaya eastern dimana mengambil posisi off menyerupai gaya gunting, namun memperpanjang punggungnya serta mendatar di atas warga Amerika lainnya yang bernama George Horine mengembangkan teknik lagi yang lebih efisien. Dan dinamakan Western menggunakan teknik tersebut, George Horine berhasil melompat setinggi 2,01 meter ditahun pada kejuaraan olimpiade Berlin yang dilakukan pada tahun 1936, teknik Western Roll menjadi teknik yang paling banyak digunakan pada cabang lompat telah dimenangkan oleh Cornelius Johnson dengan lompatan setinggi dalam empat dekade kemudian, pelompat asal Amerika dan Soviet telah membuat teknik baru yang bernama teknik ini pertama kali digunakan oleh Charles Dumas dan mampu melompat setinggi 2,13 m pada tahun warga Amerika yang bernama John Thomas meraih rekor dunia dengan lompatan setinggi m 7 ft 3 3/4 in di tahun rekor dunia tersebut kemudian diambil alih oleh Valeriy Brumel dalam empat tahun ke asal Rusia ini mencatat rekor dengan tinggi lompatan mencapai 2,28 m 7 ft 5 3/4 in.Serta meraih mendali emas di olimpiade pada tahun 1964 sebelum ia mengalami kecelakaan motor yang mengakhiri Brumel tersebut, teknik lompat tinggi dikembangkan lagi oleh para atlet sehingga pada saat ini tercatat ada banyak gaya untuk lompat adalah gaya gunting Scissors, gaya guling sisi Western Roll, gaya guling Straddle dan gaya Fosbury awal kemunculan lompat tinggi ini, banyak atlet yang menggunakan teknik pendekatan atau teknik gunting, sebab untuk melompat tidak dilakukan secara gaya tertentu yang harus peserta kuasai agar terhindara dari abad ke -19 para atlet lompat tinggi mendarat serta jatuh di atas tanah berumput dengan menggunakan gaya gunting. Yakni gaya dengan cara membelakangi ternyata gaya juga banyak yang mengakibatkan cedera bagi para kini, lompat tinggi dilaksanakan dengan mendarat di atas matras sehingga kecelakaan bisa di masa kini, atlet lompat tinggi banyak yang menggunakan teknik fosbury Lompat TinggiAdapaun peraturan yang berlaku ketika pelaksanaan pertandingan atau kejuaraan lompat tinggi, diantarnya adalah sebagai berikut1. Para atlet nantinya akan bertandi untuk sebisa mungkin melewati mistar tanpa menjatuhkannya hingga mencapai batas yang tidak dapat melanjutkan lompatan lagi dinyatakan Setiap atlet mempunyai 3 kesempatan untuk melewati mistar dengan ketinggian yang jika dalam ketiga kesempatan tersebut gagal dalam melewati mistar maka dinyatakan Tolakan hanya diperbolehkan dengan menggunakan satu Jika peserta menjatuhkan mistar dalam percobaan ketiga maka dinyatakan Peserta atau menggunakan seragam serta segala atribut lain yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan mengenai jenis sol sepatu yang Lompat TinggiLapangan lompat tinggi dibagi menjadi empat jalur awalan, daerah tolakan, mistar serta penyangganya, dan matras untuk penejalasan di bawah1. Area atau jalur awalan bentuknya menyerupai bujur sangkar atau setengah lingkaran yang memiliki jarak dari tepi ke titik pusat sejauh 15 tersebut merupakan jarak awalan yang digunakan peserta sebelum melakukan dapat disimpulkan bahwa peserta dapat melakukan awalan dari jalur yang lebih jauh lagi selama hal itu tidak melebihi Daerah tolakan berada disekitar depan dan bawah mistar. Area tolakan harus dibuat sedatar mungkin, bersih, serta tidak tersebut agar tidak menggelincirkan atlet pada waktu melakukan Mistar dibuat dengan panjang sekitar 3,98-4,02 meter dan berat maksimal 2 kilo gram, disangga dengan menggunakan penyangga mistar yang diletakan secara bersejajar dengan jarak yang sama dengan panjang penyangga wajib memiliki ukuran disalah satunya sebagai penentu tinggi mistar atau tinggi Mistar ditopang dengan menggunakan penopang mistar yang ada pada masing-masing tiang penyangga, ukuran dari penopang mistar yakni Tempat pendaratan atau matras berukuran 3×5 meter yang terbuat dari bahan busa dengan ketebalan 60 bagian atasanya ditutup kembali dengan menggunakan matras dengan ketebalan 10-20 Posisi Lompat TinggiPada waktu hendak melakukan lompat tinggi terdapat beberapa teknik yang harus 4 tahapan posisi yang harus diketahui sebelum melakukan kegiatan teknik lompat adalah sebagai berikutPosisi awalan merupakan gerakan berlari menuju mistar sebelum melakukan tolakan merupakan gerakan pada tumpuan kaki dilantai dasar guna menaikan badan menuju ke atas mistar atau melayang merupakan gaya pada waktu posisi badan berada di atas mistar atau di mendarat merupakan posisi jatuhnya badan pada waktu di atas Dasar Lompat TinggiTeknik dasar lompat tinggi sama halnya dengan teknik dasar yang digunakan saat melakukan lompat terbagi menjadi 4 teknik dasar. Yakni teknik awala, teknik tolakan, teknik saat melayang diudara, dan teknik adalah penjelasan mengenai teknik dasar lompat Teknik Awalan Lompat TinggiTeknik awalan ini merupakan salah satu kunci keberhasilan jumper untuk melewati ini adalah gerakan berlari menuju mistar sebelum melakukan merupakan hal-hal yang perlu untuk diperhatikan saat sedang melakukan teknil awalan pada lompat yang dilakukan pada teknik awalan haruslah tepat karena hal itu akan memaksimalkan hasil dari tinggi lompatan. Berikut merupakan sudut yang dapat digunakan dengan berbagai gaya di dalam lompat tinggiGaya Straddle, sudut awalan terletak diantara 30 hingga 35 derajatGaya gunting, sudut awalan terletak diantara 40 hingga 50 derajatGaya Guling sisi, sudut awalan kurang lebih terletak diantara 40 derajatGaya Flop, sudut awalan terletak diantara 70 hingga 85 derajat, meski terdapat tiga langkah sebelum melaksanakan tumpuan, sudut lari mengecil hingga menjadi kisaran 30 sampai 40 derajat. Pastikan agar mendapatkan sudut terbaik sesuai dengan gaya yang mana kaki yang terkuat untuk melakukan tumpuan. Sebab setiap sudut yang dipakai pada setiap gaya berbeda dan harus disesuikan dengan teknik berlari bukanlah kunci untuk mendapatkan lompatan yang tinggi. Karena ketika berlari kencang, tubuh cenderung akan terdorong ke depan serta susah untuk mengendalikannya. Sehingga ketika melakukan teknik awalan diawali dengan berlari pelan dan kemudian dipercepat dengan lari yang umumnya langkah yang digunakan dalam teknik awalan lompat tinggi antara 9 sampai 15 Teknik Tolakan Lompat TinggiDalam melakukan tolakan sangat disarankan untuk menggunakan kaki yang paling kuat sebagai ini agar jumper dapat memperoleh lompatan yang awalan yang baik ialah saat melakukan lompatan, serta titik tertinggi tepat saat melayang di atas titik tumpuan terlalu jauh, maka tinggi maksimal dari lompatan juga maksimal, serta ketika turun dari lompatan dapat menyenruh jika titik tumpuan terlalu dekat, mistar dapat tersentuh waktu akan melayang ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikaan saat melakukan teknik tolakan lompat ditumpukan kepada kaki pada bagian bawah dengan cara menekukan kaki dengan sudut sekitar 130 sampai 160 derajat, sehingga tolakan yang diperoleh akan melakukan sesi tumpuan, badan dicondongkan agak kebelakang. Namun jika menggunakan gaya flop badan jangan dicondongkan ke tumpuan dengan kuat dan juga cepat, sehingga dapat menghasilkan tenaga tolakan daya ledak yang melakukan tumpuan, lakukanlah dengan diawali bagian tumit terlebih dahulu. Lalu diikuti dengan seluruh telapak kaki serta ujung kaki. Tumpuan kaki diusahakan lurus dari lutut sampai ujung melakukan tumpuan, ayunkan lengan dengan serentak untuk menambah daya Sikap Badan Saat Melayang Diatas Mistar MelayangSikap melayang di atas mistar berbeda pada setiap gaya yang sikap dari melayang ini sangat ditentukan oleh gaya yang dilakukan dalam lompat merupakan penjelasan mengenai teknik dasar melayang di atas mistar pada masing-masing tinggi Gaya Straddle, Gaya Stradle pertama kali digunakan oleh Charlers Dumas. Dalam melakukan gaya straddle posisi badan jumper waktu di atas mistar ialah dengan gaya tengkurap. Serta ketika turun menyegerakan kaki untuk diposisikan lurus ke bawah. Guna memperoleh lompatan yang tinggi, otot perut juga diperlukan guna mengangkat tubuh pada waktu melayang tinggi Gaya Gunting, terdapat dua gaya gunting dalam olahraga lompat tinggi. Yakni gaya gunting klasik yang lalu disempurnakan oleh Micahel Sweeney. Pada gaya gunting klasik lompatan dilakukan dengan cara memakai gaya jongkok, yang dimana tubuh diposisikan menghadap mistar. Sementara Sweeney meralat sedikit dari gaya yang telah ada yakni awalan dilakukan dengan tubuh memposisikan badan di samping mistar. Sehingga posisi tubuh miring atau sejajar dengan tinggi gaya guling sisi, gaya guling sisi juga dikenal dengan sebutan gaya western roll, dan untuk melakukannya diawali dari sisi samping mistar. Lalu setelah tubuh terangkat ke atas dengan posisi telentang serta telah mencapai mistar, tubuh kemudian dimiringkan ke sisi lain tolakan guna untuk melakukan pendaratan. Tetapi, saat melakukan gaya guling sisi, kepala terletak lebih rendah daripada pinggul serta gaya ini juga sempat dilarang dalam perlombaan lompat tinggi gaya flop, gaya Flop juga dikenal sebagai gaya Fosbury Flop, gaya ini diciptakan oleh warga Amerika yang bernama Dick Ricarod Fsobury . Gaya flop merupakan gaya yang cukup sulit untuk dilakukan oleh seorang pemula. Sebab untuk melakukan lompatan, tubuh harus membelakangi mistar, dan diikuti dengan melewati mistar menggunakan punggung. Sehingga, gaya ini menyerupai gaya salto namun dengan berbalik serta menggunakan punggung sebagai tumpuan pada saat melewati Teknik mendarat lompat tinggiTeknik mendarat merupakan gerakan akhir dari rangkaian gerak dengan cara menjatuhkan badan ke atas matras saat tubuh berhasil melewati teknik mendarat dalam lompat tinggi bukanlah hal yang menentukan menang tidaknya dalam dalam pertandingan lompat tinggi intinya adalah peserta mampu melompat setinggi-tingginya tanpa menyentuh atau menjatuhkan melakukan teknik pendaratan, sikap disesuaikan dengan gaya yang agar menggunakan tumpuan kaki serta melakukan gerakan anti klimaks yang menyerupai gaya pegas pada lakukanlah dengan sadar, sehingga tidak akan terjadi cidera atau kecelakaan saat melakukan lompat dan PrasaranaUntuk AwalanDaerah awalan panjangnya tak terbatas minimum panjangnya 15 tumpuan harus datar, dan tidak licin, serta tingkat kemiringanya 1 Lompat Tiang lompat harus kuat dan juga kokoh, bisa terbuat dari bahan apa saja dengan arak kedua tiang yakni antara 3,98 hingga 4,02 lompat dapat terbuat dari kayu,metal atau bahan lainnya, asalkan sesuai dengan Panjang mistar lompat yakni 3,98 hingga 4,02 m serta berat maksimal mistar ialah 2,00 tengah mistar antara 2,50 hingga 3,00 m, dengan penampang mistar yang berbentuk bulat serta permukaannya harus datar dengan ukurannya yakni 3cm x 15 cm x 20 penopang bilah yaitu 4 cm dan panjangnya 6 Pendaratan ukurannya tidak boleh kurang dari 3 x 5 m. Dan terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm serta di atasnya ditutupi dengan matras setebal 10 hingga 20 ulasan singkat mengenai lompat tinggi, semoga dapat membantu kegiatan belajar kalian ya.
7AzL06O. ad8ubs6zjm.pages.dev/347ad8ubs6zjm.pages.dev/377ad8ubs6zjm.pages.dev/215ad8ubs6zjm.pages.dev/155ad8ubs6zjm.pages.dev/110ad8ubs6zjm.pages.dev/151ad8ubs6zjm.pages.dev/443ad8ubs6zjm.pages.dev/403
ilmu lompat tinggi dan pukulan keras